Sabtu, 19 Desember 2015

Matakuliah Etika Profesi & Prilaku Tentang Etika Tenaga Medis (Kesehatan)


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik.Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara hati.Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan pola pikir manusia.Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap mutu pelayanan kebidanan.Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.
Dalam promosi kesehatan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematik, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etika.Dilema muncul karena terbentuk pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Etika?
2. Apa saja Jenis-Jenis Etika?
3. Bagaimana Peranan Etika?
4. Bagaimana Penerapan Etika dalam Kehidupan Sehari-har?i
5. Apa Dimensi Etika Analis Kesehatan?
6. Apa Hak dan Kewajiban Analis Kesehatan?
7. Bagaiman Etika seorang Analis Menghadapi Pasien?

C.   Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui Pengertian Etika
2. Mengetahui Jenis-Jenis Etika
3. Mengetahui Peranan Etika
4. Mengetahui Penerapan Etika dalam Kehidupan Sehari-hari
5. Mengetahui Dimensi Etika Analis Kesehatan
6. Mengetahui Hak dan Kewajiban Analis Kesehatan
7. Mengetahui Etika seorang Analis Menghadapi Pasien

 
BAB II
ISI
1. Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).          Biasanya bila kita  mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata  'etika'   yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 - mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : "ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)". Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 - mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
     1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama  hanya terdapat satu arti saja yaitu etika sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kita misalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat kabar "Dalam dunia bisnis etika merosot terus" maka kata ‘etika’ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’ dalam kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan ‘nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata ‘etika’ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
     1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
     2. kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
     3. ilmu tentang yang baik atau buruk.     
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan  nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

2. Jenis-Jenis Etika
1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.

Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket memandang manusia dipandang dari segi lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh.

Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

3. Peranan Etika
1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian   
    tentang perilaku manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok
   dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
   hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
   aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika
   kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.


4. Penerapan Etika dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Etika bergaul dengan orang lain
a) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka
    cacat.
b) Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka,
    lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
c) Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah
    kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.
d) Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
e)Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari
   kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.

2. Etika bertamu
a) Untuk orang yang mengundang:
  • Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan orang-orang fakir.
  • Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan. 
  • Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah.
  • Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya.
  • Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.
b) Bagi tamu:
  • Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya. 
  • Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya.
  • Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.
  • Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah.
3. Etika di jalan
a) Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
b) Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
c) Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang karenanya seseorang bisa masuk surga.
d) Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.

4. Etika makan dan minum
a) Berupaya untuk mencari makanan yang halal.
b) Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
c) Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.
d) Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
e) Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
f) Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.

5. Etika berbicara
a) Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan..
b) Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
c) Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
d) Menghindari perkataan jorok (keji).

6. Etika bertetangga
a) Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
b) Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.
c) Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
d) Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.

7. Etika pergaulan suami istri
a) Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan.
b) Meletakkan tangan di kepala istri dan mendo`akannya.
c) Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena hal tersebut dinukil dari kaum salaf.
d) Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang rahasia hubungan keduanya.
e) Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain.

8. Etika menjenguk orang sakit
a) Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):
- Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.
- Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan.
- Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Allah SWT.

b) Untuk orang yang sakit:
- Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh beramal shalih.
- Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak mem-butuhkan ketaatannya.
- Hendaknya cepat meminta kehalalan atas kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera mem-bayar/menunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemi-liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.


5. Dimensi Etika Analis Kesehatan
1. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2.Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
3. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)

6. Hak dan Kewajiban Analis Kesehatan
  • Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen·         
  • Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen yang berkisar dari yang sedrhana sampai dengan kompleks·         
  • Mengoperasikan dan memelihara peralatan lab untuk memastikan akurasi dan keabsahan, menkonfirmasi hasil abnormal, melaksanakan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
  •  Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat dan kepraktisannya·
  •  Membantu klinis dalam pemanfaatan yang benar dari data lab untuk memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterprestasikan hasil uji·
  •  Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium·         membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknis kelaboratoriuman·
  •  Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan

7. Etika seorang Analis Menghadapi Pasien
1. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan
    kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.
2. Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa,
    serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak..
3. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli
    untuk mendapatkan hasil yang akurat.
4. Menghadapi pasien dengan ekspresi muka (smile).
5. Menghindari sebuah konflik dengan pasien        
6. Memiliki karakter yang lembut      
7. Menghargai lawan bicara
8. Menjaga kepercayaan dan rahasia - rahasia pasien    
9. Memberikan informasi yang baik·   
10. Menjaga rahasia dan menyimpan kondisi - kondisi pasien yang di hadapi        
11. Mengontol jarak dengan pasien                
12. Intonasi suara yang jelas      
13. Rileks



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.


DAFTAR PUSTAKA

Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996

Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004

Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)




0 komentar:

Posting Komentar