PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Etika merupakan bagian dari
filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk
(jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang
baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik
dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,
pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral
atau kesadaran etik.Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah
mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya
dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada prinsipnya semua manusia
dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara
hati.Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan pola
pikir manusia.Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan
terhadap mutu pelayanan kebidanan.Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu
landasan komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.
Dalam promosi kesehatan seringkali
bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematik, artinya pengambilan
keputusan yang sulit berkaitan dengan etika.Dilema muncul karena terbentuk pada
konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang
diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.
1.
Apa Pengertian Etika?
2. Apa saja Jenis-Jenis
Etika?
3. Bagaimana Peranan
Etika?
4. Bagaimana Penerapan
Etika dalam Kehidupan Sehari-har?i
5. Apa Dimensi
Etika Analis Kesehatan?
6. Apa Hak dan
Kewajiban Analis Kesehatan?
7. Bagaiman Etika
seorang Analis Menghadapi Pasien?
Tujuan dari makalah ini
yaitu:
1. Mengetahui Pengertian
Etika
2. Mengetahui Jenis-Jenis
Etika
3. Mengetahui
Peranan Etika
4. Mengetahui Penerapan
Etika dalam Kehidupan Sehari-hari
5. Mengetahui Dimensi
Etika Analis Kesehatan
6. Mengetahui Hak
dan Kewajiban Analis Kesehatan
7. Mengetahui Etika
seorang Analis Menghadapi Pasien
BAB
II
ISI
1. Pengertian
Etika
Istilah Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak
arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta
etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk
jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis
(asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Biasanya bila kita mengalami
kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata
tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari
sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan
yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata 'etika' yang
terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia
yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 -
mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : "ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)". Sedangkan kata ‘etika’
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988 - mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
2. kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari
perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia
yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu etika sebagai ilmu.
Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kita
misalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat kabar "Dalam
dunia bisnis etika merosot terus" maka kata ‘etika’ di sini bila
dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama
tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’ dalam kalimat tersebut
bukan etika sebagai ilmu melainkan ‘nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata ‘etika’ dalam Kamus
Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
K. Bertens
berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut
dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena
arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan
susunannya menjadi seperti berikut :
1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Misalnya,
jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha,
etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika
sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini
bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. kumpulan
asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode
etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3.
ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru
menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai
tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu
penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat
moral.
2. Jenis-Jenis Etika
1.
Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang
nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat.
2.
Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada
manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai
norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket,
padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana
etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa etika sendiri
menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas pada
pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang
lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu orang
dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung
dengan apapun.Etiket memandang manusia dipandang dari segi lahiriah.Sementara
itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan
yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika
adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
3. Peranan Etika
1.
Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian
tentang perilaku manusia
2.
Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok
dalam melakukan suatu tindakan atau
aktivitasnya sebagai mahasiswa
3.
Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang.
4.
Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
aktivitas kemahasiswaanya.
5.
Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika
kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam
masyarakat.
4. Penerapan Etika dalam Kehidupan
Sehari-hari
1.
Etika bergaul dengan orang lain
a)
Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka
cacat.
b)
Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka,
lalu pergaulilah mereka, masing-masing
menurut apa yang sepantasnya.
c)
Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah
kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal
mereka.
d)
Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
e)Mema`afkan
kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari
kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa
benci terhadap mereka.
2.
Etika bertamu
a)
Untuk orang yang mengundang:
- Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan orang-orang fakir.
- Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan.
- Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah.
- Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya.
- Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.
b)
Bagi tamu:
- Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya.
- Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya.
- Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.
- Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah.
3.
Etika di jalan
a)
Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat
berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari
orang lain karena takabbur.
b)
Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
c)
Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang karenanya
seseorang bisa masuk surga.
d)
Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
4.
Etika makan dan minum
a)
Berupaya untuk mencari makanan yang halal.
b)
Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga
setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
c)
Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan
sekali-kali mencelanya.
d)
Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
e)
Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri
dengan Alhamdulillah.
f)
Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
5.
Etika berbicara
a)
Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan..
b)
Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak
yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
c)
Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
d)
Menghindari perkataan jorok (keji).
6.
Etika bertetangga
a)
Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
b)
Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka
tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui
batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti
perasaannya.
c)
Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya
kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah)
dan nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
d)
Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
7.
Etika pergaulan suami istri
a)
Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan.
b)
Meletakkan tangan di kepala istri dan mendo`akannya.
c)
Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena
hal tersebut dinukil dari kaum salaf.
d)
Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang rahasia hubungan keduanya.
e)
Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan melaksanakan kewajiban
masing-masing terhadap yang lain.
8.
Etika menjenguk orang sakit
a)
Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):
- Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan
mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si
sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.
- Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi
Allah, selamat dan disehatkan.
- Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir
Allah SWT.
b)
Untuk orang yang sakit:
- Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh
beramal shalih.
- Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat
bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara makhluk Allah
lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan
untuk menyiksanya dan tidak mem-butuhkan ketaatannya.
- Hendaknya cepat meminta kehalalan atas
kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera mem-bayar/menunaikan
hak-hak dan kewajiban kepada pemi-liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya.
5. Dimensi Etika Analis Kesehatan
1. Keahlian (pengetahuan,
nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2.Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal
& non verbal)
3. Profesionalisme (tahu apa yang harus
dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
6. Hak dan Kewajiban Analis
Kesehatan
- Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen·
- Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen yang berkisar dari yang sedrhana sampai dengan kompleks·
- Mengoperasikan dan memelihara peralatan lab untuk memastikan akurasi dan keabsahan, menkonfirmasi hasil abnormal, melaksanakan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
- Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat dan kepraktisannya·
- Membantu klinis dalam pemanfaatan yang benar dari data lab untuk memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterprestasikan hasil uji·
- Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium· membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknis kelaboratoriuman·
- Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
7. Etika seorang Analis Menghadapi
Pasien
1. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan
pelayanan
kepada pasien /
pemakai jasa secara profesional.
2.
Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan
pasien / pemakai jasa,
serta hanya memberikan
kepada pihak yang berhak..
3. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak
yang lebih ahli
untuk mendapatkan
hasil yang akurat.
4. Menghadapi pasien dengan ekspresi muka (smile).
5. Menghindari sebuah konflik dengan
pasien
6. Memiliki karakter yang
lembut
7. Menghargai lawan bicara
8. Menjaga kepercayaan dan rahasia - rahasia
pasien
9. Memberikan informasi yang baik·
10. Menjaga rahasia dan menyimpan kondisi - kondisi pasien yang
di hadapi
11. Mengontol jarak dengan
pasien
12. Intonasi suara yang
jelas
13. Rileks
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.moral adalah
penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut
maupun tidak patut.
DAFTAR
PUSTAKA
Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin,
Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004
Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung
: CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah
akhlak tasawuf)
0 komentar:
Posting Komentar