Semboyan Ikatan yakni "Anggun dalam Moral, Unggul dam Intelektual" merupakan doktrin dan spirit bagi kader dalam meneguhkan gerakan dan langkah di ikatan. Semboyan yang selama ini dimiliki IMM, merupakam lambang ataupun motto yang digunakan oleh santriwati/siswa Madrasah Mualimat Yogyakarta kemudian diadopsi oleh ikatan. Pengadopsian dilakukan karena motto tersebut mengandung bahasa yang sederhana tetapi memiliki arti yang mendalam. Namun Semboyan tersebut coba dikritik oleh salah satu Kader IMM yaitu kakanda M. Abdul Halim Sani saat menjadi pimpinan dikomisariat hingga dibawa pada Musda ke-XII DPD Yogyakarta. Semboyan Ikatan "Anggun dalam Moral, Unggul dam Intelektual" secara struktur kalimat tidak memiliki masalah karena merupakan kata majemuk yang digabung, memiliki arti utuh dan tidak dapat dipisahkan. Tetapi jika dilihat dari sisi lain menggunakan logika ataupun alur berpikir secara filosofis, akan bertentangan dan tumpah tindih. Sebagaimana dalam filsafat yang merupakan satu kesatuan, berlaku secara sistematis, dan berbicara tentang ontolugi, epstimologi dan axiologi.
Kiranya dapat dianalisa katan "Anggun dalam Moral" pada kajian filsafat merupakan bagian dari axiologi yang berisi estetika dan etika, sedangkan "unggul dalam Intelektual", adalah wilayah epistemologi yang mengkaji tentang sumber dan cara memperoleh penggetahuan, Oleh karena itu, semboyan ikatan dapat dipertanyakan, yakni bagainama cara mengetahui baik dan buruk, jika tidak menngenal baik dan buruk, dan bagaimana cara memperolehnya. Jadi secara filofis struktur dalam semboyan tidak sistematis dan menimbulkan karancauan dalam logika berpikir.
Pembenahan terhadap semboyan ini menjadikan kader menginternalisasikan semboyan dengan logika berpikir yang sistematis, dan benar. Seboyan Ikatan dahulunya "Anggun dalam Moral, Unggul dam Intelektual" dibalik menjadi "Unggul dalam Intelektual, Anggun dalam Moral, dan Radikal dalam Gerakan". Penambahan kata "Radikal", dalam tindakan praksis untuk melakukan transformasi sosial. Radikal memiliki arti secara mengakar. menyeluruh, dan mendalam, sehingga yang ingin dicapai adalah tindakan yang bersifat menyeluruh serta praksis dalam gerakan. Gambaran sederhana seorang kader ikatan memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan moral dan melakukan aksi nyata.
Penambahan terhadap semboyan ikatan tersebut menjadikan kader mencoba manggali apa yang selama ini sudah mapan dan perlu didiskusikan kembali dalam rangka memahami makna yang berada dalam semboyan tersebut. Rekontruksi terhadap semboyan ini sesuai dengan tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia, bemakna sama dengan semboyan ikatan "Unggul dalam Intelektual, Anggun dalam Moral, dan Radikal dalam Gerakan"
( Suber Buku: M. Abdul Halim Sani, Manifesto Gerakan Intelektual Profetik )
